Perbedaan Kadar Plasminogen Activator Inhibitor-1 Cairan Peritoneum Tikus Wistar antara yang Diberi Vitamin E Topikal atau Ketorolak Intramuskular atau Simvastatin Oral atau Kombinasi Ketiganya pada Tikus Wistar yang Dilakukan Abrasi Ileum
Abstract
Tujuan: untuk membuktikan adanya perbedaan kadar plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) cairan peritoneum tikus Wistar antara yang tidak diberi obat, diberi obat tunggal vitamin E topikal atau ketorolak intramuskular atau simvastatin oral dengan yang diberi obat kombinasi ketiganya pada tikus Wistar yang dilakukan abrasi ileum. Metode: penelitian eksperimental laboratorik, menggunakan tikus Wistar jantan. Tiga puluh ekor tikus Wistar dilakukan abrasi ileum dan dibagi 5 kelompok: kontrol (K); perlakuan 1, diberi vitamin E topikal (P1); perlakuan 2, diberi ketorolak intramuskular (P2); perlakuan 3, diberi simvastatin oral (P3); dan perlakuan 4, diberi kombinasi vitamin E topikal, ketorolak intramuskular, dan simvastatin oral (P4). Cairan peritoneum diambil 7 hari kemudian untuk mendapatkan kadar PAI-1 cairan intraperitoneum. Uji beda kadar PAI-1 cairan peritoneum dengan uji one way ANOVA dan Dunett’s T3. Hasil: kadar PAI-1 cairan peritoneum tikus Wistar yang dilakukan abrasi ileum antara kelompok kontrol dengan kelompok kombinasi (p=0,046), kelompok vitamin E dengan kombinasi (p=0,000), kelompok ketorolak dengan kombinasi (p=0,000), dan kelompok simvastatin dengan kombinasi (p=0,002). Simpulan: kadar PAI-1 cairan peritoneum lebih rendah secara bermakna pada https://www.adenomyosisadviceassociation.org/hysterectomy kelompok yang diberi perlakuan kombinasi dibandingkan dengan pemberian obat tunggal dan yang tidak diberi.
Downloads
Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


