Jumlah Osteoblas pada Tulang Femur Anjing Pasca Transplantasi Demineralized Porcine Cortical Bone Xenograft
Abstrak
Fungsi xenograft dalam kesembuhan fraktur adalah sebagai osteoinduksi. Osteoinduksi tersebut dirangsang oleh faktor-faktor yang terdapat dalam bahan graft meliputi protein dan faktor pertumbuhan. Protein dan faktor pertumbuhan yang terkandung dalam bahan graft tersebut berkaitan dengan proses terbentuknya osteoblas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah osteoblas pada tulang fraktur pascatransplantasi demineralized porcine cortical bone xenograft. Delapan ekor anjing jantan umur 3-4 bulan digunakan dalam penelitian ini, yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak. Kelompok I berjumlah 2 ekor adalah Anjing yang dipergunakan sebagai kontrol, yaitu anjing pada diaphysis tulang femurnya dibor dengan diameter 1 cm tanpa pemberian bahan cangkok. Anjing kelompok II berjumlah 6 ekor adalah anjing pada diafisis tulang femurnya dibor dengan diameter 1 cm dan diberi Demineralized Porcine Cortical Bone Xenograft. Tulang femur dibiopsi pada minggu ke-4 dan ke-8 pasca operasi untuk diproses secara histologist dan diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin. Hasil penelitian menunjukkan jumlah osteoblas pada kelompok yang diberi demineralized porcine cortical bone xenograft lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control, secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan jumlah osteoblas antar kelompok (P>0,05). Sebagai kesimpulan, demineralized porcine cortical bone xenograft dapat meningkatkan jumlah sel osteoblas pada proses kesembuhan tulang namun peningkatannya tidak signifikan.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Kalfas IH. 2001. Principles of bone healing. Neurosurg. Focus. 10(4): 1-4.
Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. 1995. Buku Ajar Histologi. Eds. 5. EGC. Jakarta. Pp. 106-117.
Mills SE. 2007. Histology for Pathology. 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Pp. 81-88.
Millis DL, Martinez SA. 2003. Bone Grafts. in: Slatter, D.H. Textbook of small animal surgery.3rd Ed. Saunders WB. Philadelphia. P: 1875 – 1891.
Pilitsis JG, Lucas DR, Rengachary SR. 2002. Bone healing and spinal fusion. Neurosurg. Focus. 13(6): 1-6.
Price SA, Wilson LM. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. B.U. Pendit. Penerjemah. Jakarta, EGC.
Samuelson DA. 2007. Text Book of Veterinary Histology. China: Elsevier. Pp. 109-126.
Stevenson S, Emery SE, Goldberg VM. 1996. Factors affecting bone graft incorporation. Clin. Orthop. Relet. Res. 324: 66-74.
Tuominen T. 2001. Native Bovine Bone Morphogenetic Protein in The Healing of Segmental Long Bone Defects. Division of Orthopaedic and Trauma Surgery, University of Oulu. ISBN: 951-42-6478-9.
Wildemann B, Kadow RA, Haas NP, Schmidmaier G. 2007. Quantification of various growth factors in different demineralized bone matrix preparation. J. Biomed. Mater. Res. A. 81(2): 437-442.


