Perbandingan Radiasi Kanker Serviks Pada Organ Bladder Dengan Radioterapi LINAC Energi 10 MV Menggunakan Teknik 3DCRT dan IMRT Di RSUP Sanglah Denpasar
Abstrak
Telah dilakukan penelitian mengenai perbandingan radiasi kanker serviks pada organ bladder dengan radioterapi LINAC (Linear Accelerator) energi 10 MV menggunakan teknik 3DCRT (Three Dimension Conformal Radiotherapy) dan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) di RSUP Sanglah Denpasar. Teknik 3DCRT dan IMRT dibandingkan dengan menganalisis nilai dari HI (Homogeneity Index), CI (Conformity Index) dan distribusi dosis radiasi pada OAR (Organ At Risk) yaitu bladder. Data yang digunakan yaitu, 30 data pasien kanker serviks dengan perencanaan radioterapi berkas foton 10 MV dan total dosis radiasi 5000 cGy. Pada perhitungan nilai HI dan CI, data yang digunakan adalah dosis radiasi 98%, 50%, 2% volume target dan volume 95% pada PTV serta dosis rata-rata pada organ Bladder. Data tersebut diperoleh dari statistik DVH (Dose Volume Histogram) yang terdapat pada TPS (Treatment Planning System). Hasil nilai HI sebesar 0,0818 untuk teknik 3DCRT dan 0,0899 untuk teknik IMRT dengan hasil uji statistik diperoleh nilai Asimp.Sig (2-tailed) sebesar 0,056>0,05 yang berarti tidak signifikan, sedangkan untuk hasil nilai CI sebesar 0,9500 untuk teknik 3DCRT dan 0,9499 untuk teknik IMRT dengan hasil uji statistik diperoleh nilai Asimp.Sig (2-tailed) sebesar 0,970>0,05 yang berarti tidak signifikan, sementara itu persentase dosis rata-rata pada organ bladder diperoleh hasil rata-rata dari teknik penyinaran 3DCRT dan IMRT berturut-turut yaitu 96% dan 88% dengan hasil uji statistik diperoleh nilai Asimp.Sig (2-tailed) sebesar 0.000<0,05 yang berarti signifikan. Radiasi kanker serviks dengan menggunakan teknik IMRT lebih baik dibandikan dengan teknik 3DCRT karena teknik IMRT lebih meminimalisir dosis serap pada OAR, dapat dilihat dari persentase dosis rata-rata pada organ bladder dengan teknik IMRT memperoleh persentase dosis lebih kecil.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
[2] Dessy Arianty, Optimasi Jumlah Lapangan Radiasi Pada Perencanaan IMRT, Tesis, Universitas Indonesia, 2010.
[3] H. Mutya, M. Dian, H. Sri, dan Y.P.S. Kri, Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker, Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, 2016.
[4] Pitriani, Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks Pada Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Tesis, Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, 2013.
[5] Ari Yuli Kristiawan. Analisis Perbedaan Hasil Treatment Planning System Antara Teknik Radioterapi 3D Conformal Radiation Therapy Dan Intensity Mudulated Radiaation Therapy Pada Kasus Kanker Cervix Di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Skripsi, Program Studi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kementrian Kesehatan J akarta II, 2015.
[6] G. N. Sutapa, I W. Supartha, I N. Wijaya, I K. Puja, and M. Syaifudin, The effectiveness of 60Co gamma-ray exposure to the reproductive systems of rat (Rattus argentiventer) as sterile male technique, BIODIVERSITAS, Vol. 21, No. 8, 2020, pp. 3805-3810.
[7] P. Septi, M. Ahmad, E. W. Wahyu, dan A. P. Supriyanto, Perbandingan Perencanaan Radioterapi IMRT Kanker Servik Stadium IIB Menggunakan Fasilitas Optimization Beam Angle Dan Teknik Manual Pada TPS Eclipse, Journal of Medical Physics and Biophysics, Vol. 7, No. 1, 2020.
[8] A. P. Rahma, I. P. Wahyu, M. S. Putri, dkk., Analisis Kualitas Berkas Radiasi LINAC Untuk Effektifitas Radioterapi, Jurnal Biosains Pascasarjana, Vol. 22, 2020.
[9] R. Rina dan W. Rena, Optimasi Sudut Berkas Penyinaran Pada Radioterapi Menggunakan Metode Simulated Annealing, Proding SKF, 2018.
[10] F. M. Khan, The Physics Of Radiation Therapy, 3rd USA: Lippincott Williams And Wilkins, 2003.
[11] S.T. Maesadji, Booster Radioterapi Konformal 3 Dimensi Pasca Radiasi Whole Pelvis Menggunakan Digital Linear Accelerator pada Kanker Leher Rahim: Suatu Studi Pendahuluan, Journal Of The Indonesian Radiation Oncology Society,Vol 2, No.2, 2011, pp. 42-46.
[12] H. S. Bambang, S. B. Wahyu, dan H. Eko, Distribusi Dosis Photon Menggunakan Teknik 3dcrt Dan Imrt Pada Radiasi Whole Pelvic Karsinoma Serviks, Jurnal Berkala Fisika, Vol. 17, 2014, pp. 4121-128.
[13] Journal Of The ICRU, Prescribing, Recording and Reporting Photon Beam Intensity Modulation Radiation Therapy, Vol. 10, No. 1, 2010.
[14] F. M. Khan, The Physics Of Radiation Therapy, 5rd USA: Lippincott Williams And Wilkins, 2014.
[15] H. A. Nursama, S. W. Bambang, M. Irsal, dan C. D. K. Prima, Analisis Perbedaan Hasil Treatment Planning System Antara Teknik Penyinaran Radioterapi 3-Dimensional Radiation Therapy Dan Intensity Modulated Radiation Therapy Pada Kasus Kanker Nasofaring, Jurnal teknologi dan seni kesehatan, Vol. 08, No.01, 2017, pp. 29-34.
[16] F. Ovia, M. Dian, dan D. Fiqi, Analisis Dosis Radiasi Paru-Paru Pasien Kanker Payudara dengan Teknik Three-Dimensional Conformal Radiation Therapy (3D-CRT) Berdasarkan Grafik Dose Volume Histogram (DVH), Jurnal Fisika Unand, Vol. 9, No. 1, 2020, pp. 110-117.
[17] E.B. Podgorsak, Radiation Oncology Physics: A Handbook For Teachers And Students, Austria: IAEA, 2005.