Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Pesisir Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Landuse; Maximum Likelihood; Minimum Distance; Mahalanobis Distance; Sentinel 2A
Abstrak
Penggunaan lahan mengacu pada cara manusia memanfaatkan berbagai area lahan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini juga dapat dipahami sebagai upaya manusia untuk mengelola dan memanipulasi elemen dalam ekosistem demi memperoleh manfaat dari lahan tersebut. Perkembangan regional telah menyebabkan peningkatan populasi yang pesat, yang selanjutnya berkontribusi terhadap degradasi lingkungan. Salah satu area krusial yang terdampak oleh tren ini adalah Kecamatan Lembar, sebuah kecamatan di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat telah menetapkan kecamatan ini sebagai kawasan wisata. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pola penggunaan lahan, menilai akurasi metode yang digunakan, serta melacak perubahan penggunaan lahan di pesisir Kecamatan Lembar pada tahun 2017 dan 2022. Penelitian ini menggunakan citra Sentinel 2A dan tiga metode klasifikasi: Maximum Likelihood, Minimum Distance, dan Mahalanobis Distance. Hasil penelitian menunjukkan berbagai kategori penggunaan lahan di area pesisir Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang meliputi Semak Belukar, Sawah, Kebun, Lahan Kosong, Kawasan Terbangun, Perairan, Tambak, dan Mangrove. Penilaian akurasi penelitian dilakukan dengan tiga teknik klasifikasi. Klasifikasi Maximum Likelihood menghasilkan akurasi keseluruhan yang mengesankan sebesar 89,17%. Sementara itu, klasifikasi Minimum Distance mencapai akurasi keseluruhan sebesar 61,25%, dan klasifikasi Mahalanobis menunjukkan akurasi terendah sebesar 58,75%. Secara khusus, metode klasifikasi dengan akurasi tertinggi, yaitu Maximum Likelihood, juga menunjukkan perubahan signifikan dalam penggunaan lahan. Area semak belukar bertambah seluas 309,68 hektar, sementara area sawah berkurang sebesar 235,75 hektar. Lahan kosong berkurang sebesar 189,09 hektar, sementara kawasan terbangun meningkat sebesar 57,97 hektar. Area kebun bertambah seluas 75,50 hektar, sementara perairan berkurang sebesar 0,29 hektar. Tambak juga berkurang sebesar 23,10 hektar, sementara area mangrove bertambah sebesar 22,95 hektar.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Copyright Notice
The copyright to this article is transferred to Journal of Marine Research and Technology (JMRT). The copyright transfer covers the exclusive right and license to reproduce, publish, distribute and archive the article in all forms and media of expression now known or developed in the future, including reprints, translations, photographic reproductions, microform, electronic form (offline, online) or any other reproductions of similar nature.